Resep Pacaran Anak Tuhan

Mau tau resep pacaran anak Tuhan????

Bahan untuk DASAR

  • 1 pak Kasih Kristus
  • 1 mangkuk besar Firman Allah
  • 1 pak Doa

Bahan untuk ISI

  • 1 Pria dan 1 Wanita, pilih yaang benar-benar matang
  • 1 gelas Kasih Sayang Murni (KSM)
  • 2 sendok Komitmen
  • 2 sendok Komunikasi
  • 1 butir Kesamaan Visi
  • 1 potong Restu Keluarga
  • Rasio dan Emosi secukupnya

Bahan untuk HIASAN/TOPING

  • Humor Segar,
  • Kegiatan Pelayanan, masing-masing dipotong kecil2.
  • Pergi Bareng secukupnya.
  • Telpon-telponan sesuai selera.

Cara Membuat

  • 1. Untuk DASAR :

Kocok lepas Kasih Kristus sampai mengembang, tambahkan Firman ALLAH dan Doa, aduk sampai rata dan tidak lengket, sisihkan.

  • 2. Untuk ISI :

Cuci bersih Pria dan Wanita, kupas, dan buang semua kotorannya. Rendam dalam KSM secara merata (bila Kasih Sayang sungguh-sungguh murni, akan mudah menyerap ke dalam).

  • 3. Sesudah menyerap, lumatkan jadi satu sambil perlahan-lahan dicampur dengan Kesamaan Visi dan Restu Keluarga. Bubuhkan rasio dan emosi.
  • 4. Sebagai bahan pengawet alami, tambahkan komitmen dan komunikasi, aduk rata.
  • 5. Untuk TOPPING :

Campurkan semua

  • 6. Siapkan mangkuk ceper/loyang. Alasi semua dindingnya dengan bahan dasar. Jangan tipis-tipis.
  • 7. Ke dalamnya masukan bahan isi sampai penuh, taburi atasnya dengan campuran Humor Segar, Kegiatan Pelayanan, Pergi Bareng dan Telpon-telponan secara merata.
  • 8. Panggang dengan api sedang sampai berwarna coklat keemasan dan harum. Siap disajikan hangat-hangat.

Saran Penyajian
Kue ini bisa dimakan kapan saja, asal tidak disajikan beku/dingin atau terlalu panas. Seandainya mulai terasa garing, tambahkan Humor Segar, Kegiatan Pelayanan, Pergi Bareng dan Telpon-Telponan. Lama persiapan kira-kira 3 bulan (tergantung kematangan pria dan wanita)
Lama masak kira-kira 1 bulan (tergantung Doa dan Firman Allah)

Daya Tahan
Lama. Percaya Deh!

Dikutip dari majalah rohani “futuregeneration

Kamu mengaku saja

Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya,
"Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?”

Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara hingga sore hari.Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu. Ayahnya yang keheranan bertanya,

“To, kenapa kamu? Berkelahi?”
Anto menjawab, “Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru.”

Ayahnya bertanya lagi, “Kenapa sampai dihukum?”
Anto menjawab, “Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak”

Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik,
“Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!”

16 tahun kegagalan.


Salah 1 hal penting untuk mencapai sebuah kesuksesan adalah sikap hati dalam menghadapi kegagalan. W. W. Ziege berkata "tidak ada yang dapat menghentikan orang yang punya sikap hati yang benar dalam meraih tujuannya; tetapi orang dengan sikap hati salah, tidak tertolong. Mencapai sebuah tujuan tidak selalu dicapai denagn mudah. Hampir bisa dipastikan, semua orang yang saat ini telah berhasil mencapai tujuan hidupnya juga pernah melalui banyak kegagalan dan rintangan.


Gambar diatas ini adalah petenis wanita bernama Virginia Weda. Dalam artikelnya, "How I won the Wimbledon", ia mengisahkan perjalanan panjang penuh kegagalan yang pernah ia alami sebelum menjadi menjadi juara Wimbledon dan salah 1 petenis wanita terbaik didunia. Bayangkan, sebelum kahirnya memenangi kejuaraan Wimbledon pertamanya, ia harus lebih dulu mengalami kegagalan selama 16 tahun! Menakjubkan bukan? Jarang ditemukan seorang yang bisa bertahan dan tetap punya keyakinan bahwa suatu saat bisa menjadi yang terbaik setelah gagal selama 16 tahun. Mengapa ia bisa tetap punya semangat seperti ini? Ia menjawab singkat, "Attitude".

Attitude bisa kita terjemahkan sebagai sikap hati. Sayangnya, tidak semua orang bisa memiliki sikap hati positif ketika mengalami kegagalan. Apalagi jika kegagalan itu sampai bertahun-tahun. Tetapi untuk sukses, sikap hati positif adalah salah satu syarat yang harus ada. Entah sudah berapa ratus kalipun kita mengalami kegagalan atau rintangan, jangan sampai membuat kita jatuh dan menyerah. 16 tahun perjuangan Virginia Wade jelas bukan waktu yang sebentar. Tapi, banyak orang yang sukses yang bahkan pernah merasakan kegagalan lebih lama dari itu. Tapi saat mereka gagal lagi, mereka belajar lagi, mencoba lagi, dan terus demikian. Sikap hati positif akan membuat kita tetap punya semangat belajar, termasuk belajar dari pengalaman.



* Seorang pemenang tidak hanya punya tujuan, tetapi ia juga tak pernah menyerah pada kegagalan! *

Para Pemenang adalah Orang-orang seperti Anda


Para Pemenang mengambil resiko seperti lainnya, mereka juga takut gagal namun mereka menolak membiarkan ketakutan menguasai mereka.

Para Pemenang tidak mau menyerah. Ketika hidup bertambah sulit, mereka bertahan sampai keadaan berubah menjadi lebih baik.

Para Pemenang bersikap fleksibel. Mereka menyadari bahwa ada cara lain dan berani untuk mencoba cara lain.

Para Pemenang menyadari bahwa mereka tidak sempurna. Mereka menyadari kekurangannya namun berfokus pada kekuatan mereka.

Para Pemenang kadang gagal tetapi mereka tidak selamanya gagal. Mereka dengan keras kepala menolak kegagalan yang berusaha menghalangi kesuksesan mereka.

Para Pemenang tidak menyalahkan nasib buruk atas kegagalan, ataupun keberuntungan atas kesuksesan mereka.

Para Pemenang menerima tanggung jawab atas hidup mereka.

Para Pemenang adalah pemikir yang positif yang melihat hal yang baik dalam segala hal.

Dari hal yang biasa, diubahnya menjadi luar biasa.

Para Pemenang meyakini jalan yang dipilihnya walau sulit, bahkan ketika orang lain tidak dapat mengerti kemana mereka tuju.

Para Pemenang adalah orang yang sabar. Mereka menyadari bahwa sebuah tujuan sama berharganya dengan usaha yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Para Pemenang adalah orang-orang yang percaya pada diri mereka.

Mereka menjadikan dunia ini sebagai tempat yang lebih baik lagi.

Para Pemenang adalah Orang-orang seperti Anda.

Kita semua dilahirkan untuk MENANG. Namun, untuk menjadi PEMENANG, kita harus berencana untuk MENANG. Kita harus mempersiapkan diri kita untuk MENANG kemudian kita harus berlatih untuk MENANG,setelah itu baru kita berharap untuk MENANG.

Tapi ingat....ada proses dari semua itu. Belajarlah untuk mencintai, menikmati dan melewati proses itu.

Pemenang bukan orang-orang yang mengharapkan sesuatu yang instant.

Pemenang adalah orang-orang yang menciptakan.

Kisah inspirasi - kisah keluarga tikus.

Ini bukan tentang keluaraga Stuart little, ini tentang sebuah keluarga tikus dengan delapan anakanya yang masih belajar mencari makanan.

Kebetulan ini adalah keluarga tikus rumahan, yang mencari makanan dari sisa-sisa makanan manusia. Ada 2 tikus si belang dan si putih menemukan sepotong keju. Namun, ada pertanyaan besar bagi kedua anak tikus tersebut sehingga mereka ragu mengambil keju tersebut.

Apa yang membuat mereka ragu? Sebab keju tersebut tidak tersimpan di lemari. Padahal mereka biasa mencuri makanan di dalam lemari.

"Jangan-jangan ini keju yang sudah membusuk dan dibuang," kata si putih.

"Tidak, meski dari kejauhan saya mencium keju itu mesih segar. Pasti enak," kata si belang.

"Tapi warnanya kusam," kata si putih.

"Bukan warna yang menentukan, tetapi aromanya," kata si belang.

"Ya sudah, kita ambil saja!," kata si putih.

"Boleh, tapi ukurannya kecil. Paling, cukup untuk kita berdua," kata si belang

"Bukankah kata Ayah, kita harus saling berbagi?," kata si putih.

"Tapi, percuma di bagi-bagi, nanti kebagian sedikit," kata si belang.

"Cukuplah, tidak kecil-kecil amat," kata si putih.

"Iya sih, kalau untuk sekalil makan akan kenyang. Tapi untuk tiga kali akan terasa kurang," kata si belang

Ternyata, Ayah mendengar pembicaraan kedua anak ini.

"Anak-anakku, apa yang kali bicarakan adalah benar. Tapi, tidak benar seutuhnya," sela Ayah.

"Apa maksud Ayah?," kata si putih.

"Kalian terlalu fokus pada keju. Kalian harus melihat masalah dengan pandangan yang lain. Ini menyangkut hidup mati kalian," jelas Ayahnya. Tapi kedua anaknya yang belum berpengalaman, malah heran dan kebingungan.

"Saya tidak mengerti Ayah!" kata si belang.

"Ok, tunjukkan dimana kalian menemukan keju ini," Kata Ayahnya.

kedua anak tersebut mengantarkan ayahnya ke tempat keju tersebut.

"Apa yang kalian lihat?," kata Ayanhnya menguji pandangan anaknya.

"Keju, Ayah! jawab kedua anak serempak.

"Coba lihat lagi," kata ayahnya sambill tersenyum.

Kedua anaknya memperhatikan keju dengan seksama, tetapi mereka tetap bingung karena tidak ada yang aneh. Melihat anaknya kebingungan, ayah mengajak naik ke sebuah meja.

"Nah, sekarang lihat di atas meja ini, apa yang kalian lihat?," tanya ayah.

"Saya melihat ada sebuah alat dimana didalamnya terdapat keju," jawab si putih.

"Oh iya, baru terlihat!" lanjut si belang. "Alat apa itu ayah?," tanya si belang.

"Itu adalah pertanyaan yang bagus. Kalian sudah tidak terfokus pada keju itu lagi melainkan pada sistem yang lebih besar. Pertanyaan kalian ini akan menyelamatkan hidup kalian. Alat itu adalah perangkap. Jika kalian mengambil keju, ada senjata yang akan membunuh kalian," jelas ayahnya.

Mereka berdua kaget. Tidak terpikirkan sebelumnya. Mereka hanya fokus pada keju.

"Jika kalian mellihat secara utuh, pertanyaan kalian akan benar menyelamatkan kalian. Jangan fokus pada pandangan sempit dan mengambil keputusan pada pandangan tersebut. Dari perbedaan cara pandang ini, bisa menentukan hidup dan matinya kalian," jelas ayahnya dengan tatapan kasih.


Layaknya tikus, kita yang manusia ternyata juga lebih sering menyukai keju dan lupa pada perangkapnya. Kita sering caci, serang, hina, bahkan bunuh! tanpa memikirkan dampak perbuatan kita. So, sebelum melakukkan sesuatu, lihatlah dari beberapa pandangan. Jangan hanya satu.