KOMUNIKASI DAN EMPATI
VANIA LEVINA
102011259
KELOMPOK
F3
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
KRISTEN KRIDA WACANA
Jln. Arjuna
Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kemanusiaan seorang individu
karena dengan komunikasi ia dapat
menjalin hubungan social dengan orang lain.
Secara
etimologis, komunikasi berasal dari bahas latin : communicatio. Istilah ini
bersumber dari perkataan “communis” yang berarti “sama”. Sama yang dimaksudkan
disini adalah sama makna/arti. Jadi komunikasi terjadi apabila trdapat kesamaan
makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator (pemberi pesan)
dan ditrima oleh komunikan (penerima pesan)1
Pada hakikatnya komunikasi memang merupakan faktor yang sangat penting
dalam hub D-P. Faktor ni bahkan dianggap sebagai indikator utama palayanan
kesahatan yang berkualitas. Dokter dan pasien akan sama-sama merasa puas bila
mereka dapat membangun komunikasi yang baik. Sedemikian penting faktor ini sehingga
tidak sedikit pasien yang sembuh sesaat setelah melakukan komunikasi yang baik dengan dokternya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Cephalgia : Sakit kepala
yang secara medis dikenal sebagai
cephalalgia atau dilafalkan cephalgia adalah suatu kondisi
terdapatnya rasa sakit di dalam kepala
2.
Rumusan masalah
-
Menangggapi keluhan pasien dengan
muka cemberut dan perasaan tersinggung.
-
Pasien menyimpulkan sendiri
penyakitnya
3.1 Komunikasi dan Empati
Empati
(dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti
"ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai respons afektif dan
kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.2
Empati adalah
kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang
menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi
orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan
garis antara diri dan orang lain.3
Ø Dalam berempati, diperlukan upaya dan kemampuan : 4
Kognitif :
mengerti kebutuhan pasien
Afektif : Peka
akan perasaan pasien
Psikomotor :
memperlihatkan/menyampaikan empati kepada pasien
Ø Tingkat/level empati dalam komunikasi4
Level 0 : dokter menolak sudut pandang pasien
Level 1 : dokter mengenal secara sambil lalu
Level 2 : dokter mengenal sudut pandang pasien secara implisit
Level 3 : dokter menghargai pendapat pasien
Level 4 : dokter mengkonfirmasi kepada pasien
Level 5 : dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien
Komunikasi : tingkah laku verbal/nonverbal
yang disampaikan seseorang sebagai pemberi pesan kepada orang lainnya sebagai
penerima pesan, dengan maksud agar isi pesan dapat mempengaruhi tingkah laku
orang yang menerima pesan. ( De Vito Joseph 2002)1
Berdasarkan definisi diatas,
komunikasi terbagi atas 2 : Komunikasi verbal dan Komunikasi nonverbal.
3.1.1 Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata maupun berupa
tulisan.
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a.
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan
efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena
itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.
Racing
(kecepatan).
Komunikasi akan lebih efektif dan sukses
bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau
terlalu lambat.
c.
Intonasi
suara: akan mempengaruhi
arti pesan secara dramatik sehingga
pesan akan menjadi lain artinya bila
diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional
merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.
Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan
(1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa
mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah
merupakan satu-satunya selingan dalam
berkomunikasi.
e.
Singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat
dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.
Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu
diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat
menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
3.1.2
Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi non
verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata
dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk
komunikasi non verbal :
a. Ekspresi
wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi,
karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b.
Kontak
mata, merupakan sinyal
alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi atau tanya jawab berarti
orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c.
Sentuhan adalah bentuk
komunikasi personal mengingat sentuhan
lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d.
Postur
tubuh dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya.
e.
Sound
(Suara). Rintihan, menarik
nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan
semua bentuk komunikasi non verbal
lainnya sampai desis atau suara
dapat menjadi pesan yang sangat
jelas.
f.
Gerak
isyarat, adalah yang dapat
mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari
komunikasi seperti mengetuk-ngetukan
kaki atau mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan
stress bingung atau sebagai upaya
untuk menghilangkan stress
Dalam komunikasi, khususnya kom.non-verbal, dokter tidak
melakukan komunikasi tersebut dengan baik, karena dokter mengekspresikan wajah
yang tidak sepantasnya dia berikan untuk pasien.
3.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Komunikasi sering mengalami gangguan
sehingga proses komunikasi tidak seperti yang diharapkan.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya : 5
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang
melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator
dengan komunikan
maka komunikasi semakin efektif.
Ikatan
Kelompok atau Group
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang
dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
Situasi
1.
Faktor ekoligis (iklim atau kondisi alam)
5.
Teknologi.
3.1.4 Hambatan
dari Proses Komunikasi
·
Hambatan dari pengirim
pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau
pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
·
Hambatan dalam
penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
·
Hambatan media, adalah
hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan
suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
·
Hambatan dalam bahasa
sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
·
Hambatan dari penerima
pesan, misalnya kurangnya perhatian pada
saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru
dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·
Hambatan dalam
memberikan balikan. Balikan yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,
tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
3.1.4.1
Hambatan
Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3.1.4.2
Hambatan
Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
3.1.4.3
Hambatan
Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.
3.1.5 Komunikasi Dokter-Pasien
Bagi Pasien4
|
Bagi Dokter4
|
·
Menyampaikan keluhannya
·
Menjekaskan perjalanan
penyakitnya
·
Memberi tahu
riwayat kehidupan pribadi, riwayat keluarga, keh.social
·
Memberi kesempatan kepada
dokter untuk memeriksanya
·
Ingin dapat kepastian tentang
penyakitnnya
·
Ingin mendapatkan pertolongan,
prngobatan agar penyakitnya disembuhkan
|
·
Membina hubungan (saling
menghargai)
·
Berupaya mendapatkan infi
tentang keluhan, perjalan panyakit, Memberi
tahu riwayat kehidupan pribadi,
riwayat keluarga, keh.social pasien
·
Melakukan pemerksaan fisik,
mental, dan pemeriksaan tambahna lainyang diperlukan
·
Menegakkan diagnosis
·
Membuat prognosis
·
Merencanakan danmemberi terapi
·
Merehabilitasi pasien
|
Kewajiban Pasien4
|
Kewajiban Dokter4
|
·
Memberikan informasi yang jujur
·
Memberikan kesempatan kepada
dokter untuk memeriksa fisik dan mental
·
Mematuhi nasihat dokter
·
Mematuhi cara-cara pengobatan
·
Mematuhi syarat-syarat
pengobatan
|
·
Menghormati hak pasien
·
Menjaga rahasia pasien
·
Memberikan info yang berkaitan
dengan tindakan medis terttentu yang akan dilakukan
·
Meminta persetujuan atas
tindakan medis tertentu yang akan di lakukan
·
Membuat dan memeihara rekam
medis
|
Hak Pasien4
|
Hak Dokter4
|
·
Hak akan informasi kondisinya
·
Hak atas rahasia medik
·
Hak untuk persetujuna tindakan
medik tertentu
·
Hak untuk memperoleh pendapat ke-2
·
Hak untuk menolak tindakan
medik
·
Hak untuk menghentikan
pengobatan
·
Hak atas isi rekam medik
·
Hak unutk memilih dokter
·
Hak untuk meperoleh
saranakesehatan
|
·
Mendapatkan info yang benar
·
Melakukan pemeriksaan fisik dan mental
·
Menegakkan diagnosis
·
Menyusun prognosis
·
Memberi terapi
·
Merawat dan melakukan
rehabilitas
·
Memimpin pelayan kesehatan
·
Mendapatkan honor
|
Menurut Hie (2003), dokter
yang bertugas melayani konsultasi di situs
http: //www.mldi.or.id/, terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan
percakapan dokter dengan pasien
tidak berjalan dengan baik :
Ø faktor
ekonomi (pembayarannya sama, padahal waktu yang terpakai lama)
Ø faktor
kesombongan dokter yang sering menganggap pasien tidak mengerti apa-apa
Ø faktor
kemampuan komunikasi dokter-pasien
Ø faktor
pasiennya sendiri. Gaya bertanya pasien yang menjengkelkan, padahal mereka tidak mengerti apa-apa.
Hambatan –hambatan
lain berupa :4
Ø Pasien tidak mendengar, tidak mengerti, tidak setuju
Dalam hubugan
dokter pasien, diperlukan pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki
seorang dokter, yaitu sebagai berikut :7
1.
Pengetahuan ilmu perilaku yang
relevan dengan ilmu kedokteran
2.
Kemampuan menilai situasi emosi
pasien
3.
Kemampuan dokter untuk mengenal
dirinya sendiri sebaik mungkin supaya menghilangkan sikap curiga atau
masalah-masalah yang dapat merusak hub D-P
4.
Kemampuan untuk menciptakan iklim
yang kondusif dan mencegah kesalahan yang mendasar dalm hub D-P. Untuk itu
diperlukan kecerdasan emosi(IQ) yang baik, yang merupakan perpaduan antara
ketrampilna inter dan intrapersonal
5.
Mempunyai pengetahuan utuk
membedakan faktor somatik dan psikososial
6.
Mengetahui dampak psikologik dari
pe,eriksaa dan tindakan terapi yang diberikan pada pasien dan mengadaptasikan
teknik tersebut setepat mungkin
7.
Mempunyai pengetahuan yang
memadai dalam menciptakan dan membina hubungan yang abaik natra D-P, pasien
anak, manula, pasien penyakit kronik, dan pasien yang menderita penyakit
stadium terminal, serta bantu mengatasi berbagai masalah dari pasien tersebut
Dalam hubungan
kom.D-P, dokter melanggar kewajiban dan hak pasien karena dia tidak memberikan
pelayanan yang memuaskan.
3.2
Kepribadian
Kepribadian
adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu
lain.8 Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat
yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.8
1. Kepribadian
menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering
diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada
orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel
diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan,
pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.9
Berdasarkan penjelasan Gordon Allport tersebut kita dapat melihat
bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik)
yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan
sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian
secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.9
Teori kepribadian menurut freud :
-
Id - Ego -Superego
.
Ø Id (Biologis)4
-
Lapisan psikis paling dasra yang
merupakan keinginan-keinginan tersimpandal psikis seseorang
-
Psikis bayi yang baru lahir
terdiri dari Id saja
-
Bahan dasar dari pembentukan
psikis lainnya
-
Dikuasai oleh prinsip kesenangan
-
Tidak mengenal waktu dan tidak
menurut logiga
Ø Ego4
-
Lapisan psikis yang mengadakan
hubungan langsung dengan dunia luar
-
Terbentuk dengan deferensiansi
dari Id karena kontankya dengan dunia luar
-
Dukuasai prinsip realitas, seperti
tampak dalam pemikiran yang objektif sesuai dengan tuntutan social dan rasional
-
Bertugas mempertahankan
kepribadian dirinya dan juag menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya
-
Akan menyelesaikan pertentangan
antara realitas lingkungan dengan keingina0keinginan dalam psikis seseorang
Ø Superego4
-
Lapisan psikis yang terbentuk
dari internalisasi (memasukkan kedalam psikis) larangan-larangan,
perintah-perintah, dan aturan-aturan ke dalam psikis seseorang
-
Merupakan dasar hati nurani
-
Beberapa manifestasi yang
merupakan akv.superego, misalnya rasa mrnyesal, rasa bersalah, dan rasa
berdosa.
-
Pengertian kecerdasan Emotional
-
Gabungan dari semua kemampuan
emosional dan kemampuan social untuk menghadapi seluruh aspek kehidupannya
Komponen
kecerdasan emosional4
|
Kesadaran diri
-
Kemampuan mengenali diri
sendiri secara menyeluruh dan obyektif
-
Kemampuan mengenali kelebihan
dan kekurangan diri secara objektif
-
Kemampuan memantau perasaan
diri dari waktu ke waktu
|
Mengelola emosi
-
Kemampuan menangani perasaan
diri sendiri agar terungkap secara tepat, dan mampu mengatasi perasaan hati
yagn tidak wajar
|
Motivasi diri
-
Suatu energi dari dalam diri
seseorang yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan,
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat keputusan atau
perbuatan tersebut
|
Empati
-
Kemampuan akan perasaan untuk
mampu merasakan perasaan orang lainmenurut sudut pandang orang tersebut
|
Hubungan social
-
Kemampuan menjalin hubungan dengan
orang lain secara lancar dan kedua belah pihak merasa nyaman/puas.
-
Kemampuan komunikasi sangat
tergatung pada kematangan dan ketrampilan emosional yang lain, yaitu :
kemampuan memahami emosi sendiri dan kemampuan berempati
|
3.3 Analisa transaksionil
Analisa
transaksional adalah metode yang menyelidiki hubungan timbal balik antara orang
dengan menentukan bagian-bagian apa dari partner-partner hubungan itu bermain.11
-
Teori analisa transaksional
menjelaskan bahwa sifat dari sut\atu transaksi ditentukna oleh keadaan ago atau
begian ego (ego states) pada saaat tertentu dari orang yang sedang berinteraksi
-
Unsur ego yang melekat dalam diri
setiap orang terjadi seumur hisup, yang d bagi dalam 3 bagian, yaitu : 1.
Bagian orang tua (Parent), 2. Dewasa (adult), 3. Kanak-kanak (child)
Ø
Bagian orang tua ( Parent)11
-
Bagian parent dalam dirisesorang,
berperasaan dan berperilaku seperti peran-peran orang tua (dalam arti
sesungguhnya) dan ototritas lainnya.
-
Persepsi, perasaan dan
reaksi-reaksi terhaap figur ini “terprogram” ke dalam kepribadian dan menjadi
satu bagian yang permanen
-
Figur Parent : superioritas,
otoritas, dan kepuaan maupun bersifat megasuh, mencela, ataupun menghakimi (
jangan, harus, ingat, awas, ...!!!dll)
Ø Bagian Dewasa ( Adult )11
-
Merupakan dari diri manusia yang
mengelolah persoalan dengan berpangkal pada data dan fakta
-
Bagian ini semacam “komputer”
atau bagian yang mengolah data dan fakta untuk membuat keputusan yang rasional
-
Bagian dewasa bersifat objektif,
suka berpikir, maatang secara emosional dan berdasarkan realitas
Ø Bagian Kanak-kanak ( Child )11
-
Bagian Child memiliki perasaan
dan pola perilaku seperti yang dimiliki seseorang dimasa kecil
-
Bagian Child mempunyai 2 sifat,
yaitu : ‘wajar’ artinya dapat bertindak sendiri bebas dari pengaruh bagian
orang tua dan ‘adaptive’ untuk memuaskan bagian orang tua dalam diri manusia
tersebut
-
Sifat Child, bebas, immature,
rasa ingin tahu besar, spontan, malu-malu, kadang penurut dan pasif, kadang
tidak bertanggung jawab & pemberontak.
Dalam analisa
transaksionil, dokter menampilkan anutan kanak, karena dia menampilkan emosi
negtif( cemberut & tersinggung) di depan pasien. Sedangkan pasien sendiri
menampilkan anutan orang tua, karena dia bertindak seperti mengetahui segala
sesuatu.
4.
Hipotesis
Komunikasi Dokter-Pasien yang tidak
efektif karena tidak adanya empati
5.
Sasaran
Pembelajaran
Komunikasi Dokter-Pasien
Analisa Transaksionil
Kepribadian
III PENUTUP
Kesimpulan
Dalam kasus Dokter ini, Dokter memberikan pelayanan
yang tidak memuaskan pasien, karena sikap kekanak-kanakkan dokter (memancarkan
emosi negatif) dan juga komunkasi yang tidak berjalan secara baik.
Yang harus dilakukan dokter dan pasien adalah
menciptakan sebuah komunikasi yang baik, yaitu komunikasi yang dibagun secara
profesional dengan mengedepankan sikap terbuka serta saling memahami hak dan
kewajiban masing-masing..
Daftar Pustaka
1 modul2007
1.
Guntar N, Salmon JS, Desriaman S,
Willem S, William G, Judin PT. Who am I, Komunikasi Empati, Kom. Dokter-Pasien.
Bahan Kuliah. Jakarta : FK UKRIDA ; 2007
2.
Baron, Byrne. Psikologi Sosial. Ed. 2. Jakarta: Erlangga.h. 111.
3.
Hodges, S.D., & Klein, K.J. Regulating the costs of
empathy: the price of being human. Journal of Socio-Economics. 2001
4.
Andri, Dan H, Elly I, Evalina A, Hubertus KH. Komunikasi dan Empati.
Bahan kuliah. Jakarta : FK UKRIDA ; 2011
5.
Komunikasi.
Update 04 mei 2009. Diunduh pada 14 oktober 2011 dari : http://www.lusa.web.id/faktor-yang-mempengaruhi-komunikasi/
6.
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-berkomunikasi. Diunduh pada 14 oktober 2011 dari :
7.
Elias S, Soetjiningsih, wayan K,
dkk . Modul komunikasi D-P :suatu pendekatan holistik. Jakarta : Peberbit buku
kedok EGC ; 2007. Hal 7-8
8.
Robbins, Stephen P. Judge,
Timothy A. Perilaku Organisasi. Ed.1
.Jakarta: Salemba Empat ;2008 Hal.126-127
9.
Kepribadian. Update
9 Juli 2011. Dalam Wikipedia, ensiklopedia bebas. Diambil jam
15:38, 14 oktober 2011 dari :
10.
Wade,
C. Tavris,
C. Psikologi . Ed.
2. Jakarta:
Erlangga.
2008.
hal. 194-204.
11.
Anallisa
transaksional. Diunduh pada 14 oktober 2011 dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar