PBL Blok 2 Modul 2


Angka Kematian Ibu Hamil (Hamil, Melahirkan, dan Nifas)
Vania Levina (102011259)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA 2011/2012


Abstrak
Kematian ibu adalah seorang perempuan saat hamil atau dalam 42 hari setelah akhir masa kehamilan, tanpa memandang letak dan lama kehamilan, dari setiap penyebab yang berkaitan dengan kehamilan atau diperburuk dengan kehamilan atau penatalaksanaannya, tetapi bukan karena penyebab yang disengaja maupun tidak sengaja. Kematian ibu dibedakan menjadi 2, yaitu  : Kematian obstetri tidak langsung dan Kematian obstetri langsung. Ada beberapa faktor  yang mempengaruhi kematian ibu (hamil, melahirkan, dan nifas). Faktornya ialah : Host, Agent, Lingkungan, serta pelayanan kesehatan. Dari setiap faktor tersebut terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Faktor Host yang dipengaruhi oleh umur, perilaku, jumlah anak banyak, dan status gizi kurang. Fator agent yaitu defisiensi gizi. Faktor Lingkunganyang dipengaruhi oleh geografis, ekonomi rendah, pendidikan rendah, dan tradisi. Serta faktor pelayanan kesehatan yang dibagi menjadi pertolongan persalinan dan perawatan selama kehamilan.
Kata kunci : kematian ibu, faktor AKI, kematian obstetri


Alamat korespondensi
Vania Levina, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, E-mail : vaniapolanit@ymail.com 

Pendahuluan
         
Kematian ibu adalah seorang perempuan saat hamil atau dalam 42 hari setelah akhir masa kehamilan, tanpa memnadang letak dan lama kehamilan, dari setiap penyebab yang berkaitan dengan kehamilan atau diperburuk dengan kehamilan atau penatalaksanaannya, tetapi bukan karena penyebab yang disengaja maupun tidak sengaja.1
Angka kematian maternal dan angka kematian bayi merupakan ukuran bagi
kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan
ibu dan anak. Angka kematian maternal merupakan indikator yang mencerminkan status
kesehatan ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil dan melahirkan.
Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Anak termasuk Angka Kematian Bayi dan Angka
Harapan Hidup waktu lahir telah ditetapkan sebagai indikator – indikator derajat
kesehatan dalam Indonesia Sehat 2010. Kematian maternal merupakan masalah
kompleks yang tidak hanya memberikan pengaruh pada para perempuan saja, akan tetapi juga mempengaruhi keluarga bahkan masyarakat sekitar. Kematian maternal akan
meningkatkan risiko terjadinya kematian bayi. Kematian perempuan pada usia reproduktif
juga akan mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan dan dapat menyebabkan
kemunduran perkembangan masyarakat, karena perempuan merupakan pilar utama dalam
keluarga yang berperan penting dalam mendidik anak – anak, memberikan perawatan
kesehatan dalam keluarga dan membantu perekonomian keluarga.2

ISI

Definisi Kematian ibu
Menurut International Statistical Classification of Disease, Injuries and Causes of  Death, Edition X (ICD-X) kematian ibu adalah :
            Kematian seorang perempuan yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanggangan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan.2
Kematian ibu dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.       Kematian obstetri langsung (direct obstetric death) yaitu kematian yang timbul
sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, yang disebabkan oleh
tindakan, kelalaian, ketidaktepatan penanganan, atau dari rangkaian peristiwa yang
timbul dari keadaan – keadaan tersebut di atas. Komplikasi – komplikasi tersebut
meliputi perdarahan, baik perdarahan antepartum maupun postpartum, preeklamsia /
eklamsia, infeksi, persalinan macet dan kematian pada kehamilan muda.3

2.      Kematian obstetri tidak langsung (indirect obstetric death) yaitu kematian yang
diakibatkan oleh penyakit yang sudah diderita sebelum kehamilan atau persalinan
atau penyakit yang timbul selama kehamilan yang tidak berkaitan dengan penyebab
obstetri langsung, akan tetapi diperburuk oleh pengaruh fisiologik akibat kehamilan,
sehingga keadaan penderita menjadi semakin buruk. Kematian obstetri tidak langsung
ini disebabkan misalnya oleh karena hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis,
anemia, malaria, tuberkulosis, HIV / AIDS, dan lain – lain.3



Sedangkan yang dimaksud dengan lahir mati (fetal death) menurut ICD-X adalah:
Kematian sebelum  dilahirkan atau dikeluarkannya hasil konsepsi secara lengkap dari ibunya, berapapun usia kehamilannya; kematian ditandai dengan kenyataan bahwa setelah dipisahkan dari ibunnya, janin tidak bernafas ataupun menunjukkan tanda-tanda kehidupan lain seperti detak jantung, denyut tali pusat atau gerakan otot-otot sadar.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi AKI :

*    Host
Umur
Umur atau usia seseorang turut mempengaruhi AKI. Usia kehamilan yang paling aman untuk melahirkan adalah usia 20 – 30 tahun.3

Pada usia dibawah 20 tahun, tubuh seorang perempuan belum matang atau dengan kata lain tubuh sang calon ibu belum siap melahirkan seorang bayi, maka terjadi komplikasi. Komplikasi yang sering timbul pada kehamilan di usia muda adalah anemia, partus prematur, partus macet. Kekurangan akses ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan kehamilan dan persalinan merupakan penyebab yang penting bagi terjadinya kematian maternal di usia muda. Keadaan ini diperburuk oleh kemiskinan dan kebuta – hurufan, ketidaksetaraan kedudukan antara pria dan perempuan, pernikahan usia muda dan kehamilan yang tidak diinginkan.3

Bila umur ibu hamil diatas 35 tahun merupakan  usia berisiko untuk hamil dan melahirkan. Kehamilan di atas usia 35 tahun menyebabkan perempuan terpapar pada komplikasi medik dan obstetrik, seperti risiko terjadinya hipertensi kehamilan, diabetes, penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal dan gangguan fungsi paru. Kejadian perdarahan pada usia kehamilan lanjut meningkat pada perempuan yang hamil di usia > 35 tahun, dengan peningkatan insidensi perdarahan akibat solusio plasenta dan plasenta previa. Persalinan dengan seksio sesaria pada kehamilan di usia lebih dari 35 tahun juga meningkat, hal ini terjadi akibat banyak faktor, seperti hipertensi kehamilan, diabetes, persalinan prematur dan penyebab kelainan pada plasenta.3 Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa kematian maternal akan meningkat 4 kali lipat pada ibu yang hamil pada usia 35 – 39 tahun bila dibanding perempuan yang hamil pada usia 20 – 24 tahun.2,-4

Perilaku
Hal  ini antara lain meliputi : penggunaan alat kontrasepsi (ibu ber-KB akan lebih jarang melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak ber-KB),  penolongan persalinan (ibu yang ditolong oleh dukun akan berisiko lebih besar untuk mengalami kematian  dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan tenaga kesehatan), perilaku menggugurkan kandungan (ibu yang berusaha menggugurkan kandungannya berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi).2

Jumlah anak banyak
Terlalu sering melahirkan juga sangat mempengaruhi angka kematian ibu (AKI) hal ini di karenakan tubuh manusia ada batas kewajarannnya maka apabila terlalu sering dan dekat jarak antara melahirkan satu dan yang selanjutnya maka kemungkianan kematian itu akan sangat dekat. Semakin banyak jumlah kelahiran yang di alami oleh seseorang ibu semakin tingginya risiko untuk mengalami komplikasi.

Status gizi kurang
Status gizi adalah keadaan gizi ibu sewaktu hamil yang diukur berdasarkan ukuran
lingkar lengan atas (LILA). Data diperoleh dari KMS ibu hamil atau register kohort ibu hamil.
Ibu hamil berisiko bila LILA < 23,5 cm (menderitaKEK).

Siklus reproduksi kehamilan dan menyusui yang berulang-ulang pada seorang ibu dapat menyebabkan suatu masalah kekurangan gizi pada ibu yang disebut ‘maternal depletion syndrome’ .  Kurang gizi yang di alami bisa berupa kekurangan zat gizi makro seperti kurang energi protein (KEP) ataupun zat gizi mikro seperti anemia, beri-beri, gondok, dll.2

*    Agent
Defisiensi Gizi
Perdarahan, terutama perdarahan postpartum memberikan kontribusi 25% pada
kematian maternal, khususnya bila ibu menderita anemia akibat keadaan kurang gizi
atau adanya infeksi malaria. Insidensi perdarahan postpartum berkisar antara 5 –
8%.46) Perdarahan ini berlangsung tiba – tiba dan kehilangan darah dapat dengan
cepat menjadi kematian pada keadaan dimana tidak terdapat perawatan awal untuk
mengendalikan perdarahan, baik berupa obat, tindakan pemijatan uterus untuk
merangsang kontraksi, dan transfusi darah bila diperlukan.2


*    Lingkungan
Geografis
Kondisi geografis yang sulit ditempuh dan masalah transportasi menjadi salah satu penyebab terlambatnya ibu mendapat pertolongan. Di daerah dengan kondisi geografis dan transportasi sulit, meski sudah ditangani oleh bidan, namun jika dalam proses persalinan memerlukan pertolongan darurat, maka kondisi tersebut akan memperlambat ibu untuk mencapai sarana kesehatan

Ekonomi rendah
Ketidakmampuan sebagian ibu hamil untuk membayar biaya transport dan
perawatan di rumah sakit karena pemasukkan yang rendah.


Pengetahuan rendah
Ketidakjangkauan fasilitas pendidikan yang memungkinkan orang tidak bersekolah, terutama bagi perempuan, menyebabkan perempuan atau ibu hamil yang berpengetahuan rendah, cenderung tidak memperhatikan kesehatan.

Tradisi
Budaya atau cara pandang masih menyebabkan AKI yang tinggi, cara pandang tradisional  atau mitos seputar kehamilan dan kelahiran membuat angka ini terus meningkat dari tahun ke  tahun, cara pandang tradisional yang bertentangan dengan medis yang telah teruji menjadi  tantangan tersendiri bagi penyuluh agar bisa mengubah mindset masyarakat tentang cara  pandang sebelumnya


*      Pelayanan Kesehatan

Faktor akses terhadap pelayan kesehatan sangat mempengaruhi pelayanan kesahatan. Mengenai akses pelayanan, ada 2 aspek utama, yaitu : ketersediaan dan keterjangkauan.Ketersediaan adalah tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dengan jumlah dan kualitas yang memadai. Keterjangkauan pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu, dan biaya. Tempat pelayanan yang lokasinya tidak strategis/sulit dicapai oleh para ibu menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan. Perlu adanya jaminan bahwa pelayanan kesehatan profesional dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Keterjangkauan antara lain ditingkatkan melaluii peran serta masyarakat, terutama dalam pendanaan dan penyediaan sarana transportasi bagi kasus-kasus komplikasi.2
Sebaran fasilitas kesehatan yang merata akan sangat membantu menanggulangi kematian ibu dan bayi, untuk itu pemerintah harus berperan aktif dalam mengadakan penyuluhan untuk mengubah pola pikir masyarakat dari cara pandang tradisional kepada pandangan yang lebih masuk akal seputar kehamilan dan melahirkan. Sebaran bidan desa juga harus gencar di lakukan pemerintah agar masyarakat tidak lagi kekurangan tenaga medis untuk melahirkan, fasilitas yang lain adalah fasilitas alat kontrasepsi agar masyarakat bisa mengontrol dan membatasi kelahiran tanpa terganggu kebutuhan biologisnya.5

Perawatan selama kehamilan
- pemeriksaan kehamilan ( ibu yang melakukna pemeriksaan kehamilan secara teratur akan terdeteksi masalah  kesehatan dan komplikasinya).2
- asuhan antenatal (dalam masa kehamilan, petugas kesehatan harus memberi pendidikan pada ibu hamil tentang bagaiman acara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut, membantu perempuan hamil serta keluarganya untuk persiapan kelahiran abayi, meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan/persalinan dan acara mengenali komplikasi tersebut secara dini. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengidentifikasi dan melakukan penangganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan keseatan perempuan hamil.2

Pertolongan persalinan
Dalam persalinan, perempuan harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaa dasar terhadap gejalla dan tanda tersebut. Selain itu, mereka juga harus siap untuk melakukan rujukan komplikasi persalinannyang tidak bisa diatasinya ke tingkat pelayanan yang lebih mampu.2
Pertolongan persalinan tidak selalu harus dilakukan dirumah sakit. Pertolongan persalinan di rumah pun dapat dilakukan, asalkan ditolong oleh tenaga kesehatan profesional.




Referensi

1.    Maternal mortality ratio (per 100 000 live births). Diunduh dari
2. Departemen Kesehatan RI. Materi ajar penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir. Jakarta: Depertemen Kesehatan; 2000.h.1, 10, 11
3. Fibriana AI. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian maternal. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/16634/1/ARULITA_IKA_FIBRIANA.pdf , 25 nopember 2011
4 . De Cheney AH, Nathaan L. Current obstetric and gynecologic diagnosis and
treatment. 9th ed. Mc. Graw – Hill, Inc. 2003.

5. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Diunduh dari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar