PBL Blok 6


Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi

VANIA LEVINA
102011259
KELOMPOK D5



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731


Pendahuluan
Mata    adalah   organ   fotosensitif   yang   kompleks     dan  berkembang      lanjut yang memungkinkan analisis cermat tentang bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang     dipantulkan    obyek.    Mata    terletak   di  dalam    struktur   tengkorak     yang melindunginya,   yaitu orbita. Banyak sekali  penyakit   yang   bisa  menyerang pada   mata, walaupun     mata   berukuran     sangat   kecil  dibandingkan  dengan ukuran bagian tubuh kita yang lain. Penyakit mata ini sangat mengganggu  penderitanya      karena    dapat    menyebabkan        hilangnya    penglihatan. 


I.                   Istilah tidak diketahui
Visus : ketajaman melihat

II.                Rumusan masalah
-          Kemampuan penglihatan mata menurun dalam waktu 2 minggu
-          Anjuran memakai kacamata

III.             Hipotesis
Penurunan kemampuan penglihatan mata dipengaruhi oleh usia.











Mind mapping












A.   Histologi Mata
Setiap mata terdiri dari 3 lapisan : 1. Lapisan luar/tunika fibrosa (sklera, limbus kornea, kornea), 2. Lapisan tengah/tunika vaskulosa (koroid, korpus siliar, iris), 3. Lapisan dalam/tunika fibrosa (retina) yang terdiri atas lapisan lapisan epitel pigmen luar dan lapisan retina sebenarnya di dalam. Retina fotosensitif sebenarnya berhubungan dengan SSP melalui nervus optikus dan meluas ke depan ke ora serata (peralihan dari pars seka retina ke pars optika retina). Mata mengandung 3 kompartemen : 1. Bilik anterior (menempati ruang antara kornea dan iris dan lensa, 2. Bilik posterior ( diantara iris proses siliar, perlekatan zonula, dan lensa ), 3. Ruang vitreus ( terdapat d belakang lensa dan perlekatan zonula dan dikelilingi oleh retina). Bilik anterior dan posterior mengandung cairan rendah protein yang disebut humor akuaduktus. 1,2










Gambar 1. Stuktur interna mata

Lapisan luar atau Tunika Fibrosa
Sklera adalah lima perenam tunika fibrosa ; pada manusia, sklera membentuk segmen bola bergaris tengah ±22mm. Sklera terdiri atas jaringan ikat padat yang liat, terutama terdiri atas berkas kolagen gepeng yang berjalin, namun tetap paralel terhadap permukaan organ, cukup banyak subsatansi dasar, dan beberapa fibroblas. Permukaan sklera, yaitu episklera dihubungkan oleh sebuah sistem longgar serat-serat kolagen halus pada lapisan padat jaringan ikat yang disebut simpai Tenon. Ia berhubungan dengan stroma konjungtiva longgar pada batas kornea dan sklera. Diantara simpai tenon dan sklera terdapat ruang Tenon. Ruang longgar inilah yang memungkinkan bola mata dapat bergerak memutar ke segala arah. 1
Kornea adalah seperenam bagian anterior-tidak berwarna dan transparan. Irisan melintang kornea menunjukkan bahwa kornea terdiri atas lima lapisan : epitel, membran bowman, stroma, membran Descemet, dan endotel. Epitel kornea itu berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan terdiri atas 5 atau 6 lapisan sel. Pada bagian basal epitel ini tampak banyak gambaran mitosis yang mencerminkan kemampuan regenerasi kornea yang hebat. Masa pergantian sel-sel ini kurang lebih 7 hari. Sel-sel permukaan kornea menampakkan mikrovili yang terjulur kedalam ruang yang diisi lapisan tipis air mata pra-kornea, yaiut lapisan pelindung terdiri atas lipi dan glikoprotein, setebal ± 7µm. Kornea memiliki suplai saraf sendoris yang paling besar diantara jaringan mata.1
Gambar 2 lapisan kornea
Sumber  : http://duniamata.blogspot.com/2010/05/struktur-bola-mata-kornea.html
Dibawah epitel kornea terdapat lapisan homogen tebal, antara 7-12µm. Ia terdiri atas serat-serat kolagen yang bersilang secara acak dan pemadatan substansi interseluler, namun tanpa sel. Inilah membran Bowman, yang sangat membantu stabilitas dan kekuatan kornea.1
Stroma terdiri dari banyak lapisan berkas kolagen paralel yang saling menyilang tegak lurus. Serabut kkolagen yang ada dalam setiap lamel saling berjajar paralel dan melintasi seluruh lebar kornea. Diantara lapisan-lapisan itu terjepit juluran-juluran sitoplasma fibroblas, yang tampak gepeng mirip sayap kupu-kupu.1
Membran Descemet adalah struktur homogen tebal (5-10µm) terdiri atas filamen kolagen halus tersusun berupa jalinan 3 dimensi.1
Endotel kornea adalah epitel selapis gepeng. Sel-sel ini memiliki organ khas bagi sel-sel yang secara aktif mentransporkan dan membuat protein untuk sekresi, yang mungkin berhubungan dengan pembuatan dan pemeliharaan membran Descemet. Enotel dan epitel korenea berfungsi mempertahankan kejernihan kornea.1
Limbus ( batas kornea dan sklera ) adalah daerah peralihan dari berkas-berkas kolagen bening dari kornea menjadi serat-serat buram putih dari sklera. Ia sangat vaskular, dan pembuluh darahnya memegang peran penting dalam proses radang kornea.1

Lapisan tengah atau Tunika Vaskular
Lapisan vaskular tediri atas 3 bagian :  koroid, korpus siliaris, dan iris.
Koroid adalah lapisan yang sangat vaskular. Dianntara pembuluh darahnya terdapat jaringan ikat longgar dengan banyak fibroclas, makrofag, sel mast, sel plasma, dan serat elastin.juga terdapat banyak melanosit yang memberi warna hitam yang khas. Lapisan dalam koroid lebih banyak mengandung pembuluh darah kecil daripada lapisan luar dan disebut lapisan kariokapiler. Ia memiliki fungsi memberi nutrusi pada retina. Membran hialin amorf tipis (3-4µm) memisahkan lapisan kariokapiler ini dari retina. Lapisan ini dikenal sebagai membran Bruch dan meluas dari diskus optikus sampai ke ora serrata. Diskus optikus juga disebut papila optikus, adalah daerah tempat nervus optikus memasuki bola mata.1
Korpus siliaris adalah sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa, merupakan cincin tebal yang utuh pada permukaan dalam bagian anterior skelra; ia membentuk potongan segitiga pada potongan melintang. Salah satu permukaanya berkontak dengan korpus vitreus, satu dengan sklera, dan yang ketiga dengan lensa dan kamera akuli posterior. Struktur histologik korpus silaris pada dasarnya adalah jaringan ikat longgar ( dengan banyak serat elastin, pembuluh, dan melanosit, mengellilingi muskulus siliaris.1
Iris Merupakan perluasan koroid yang sebagian Merupakan perluasan koroid yang sebagian  menutup  lensa menutup  lensa. Permukaan anterior iris tidak teratur dan kasar, dengan rabung  dan alur. dibentuk oleh sel pigmen tidak utuh dan fibroblast. dibawah lapisan ini ,ditemui jaringan ikat, lapisan berikutnya,  jaringan ikat longgar yang lapisan berikutnya,  jaringan ikat longgar yang  sangat vascular. epitel dalam berhubungan dengan bilik posterior , penuh granul. Bagian epitel luar , memiliki juluran mirip lidah , bagian basal radier  , dipenuhi miofilamen yang ,membentuk “ muskulus dilatator pupil” dari iris .Banyaknya pigmmuskulus dilatator pupil” dari iris . Banyaknya pigmen  mencegah masuknya cahaya kedalam mata kecuali yang melalui pupil.1

Lensa
Bentuk bikonkaf sangat elastis, suatu sifat yang makin hilang dengan meningkatnya usia karena lensa mengerasnya. Lensa memiliki 3 komponen utama.
Simpai lensa atau kapsul lensa ( pembungkus ) memiliki tebal kurang lebih 10-20mikrometer, bersifat homogen, refraktil, dan kaya karbohidrat . Struktur histologisimpai lensa merupakan membrana basal yang sangat tebal, terdiri atas kolagen tipeIV dan glikoprotein amorf. Epitel supkapsular terdiri atas , selapis sel epitel kuboidyang hanya pada permukaan anterior lensa. Serat lensa, tersusun memanjang dan   tampak sebagai strukur tipis & pipih. Serat lensa merupakan sel yang berkembang jauh berasal dari sel epitel subkapsular, yang akhirnya kehilangan inti dan organellain dan menjadi sangat panjang 7-10 mm, lebar 8-10 mikrometer, tebal 2mkrometer. Serat lensa berisikan sekelompok protein yang disebut “kristalin”.Produksi serat lensa berlangsung seumur hidup, namun makin lama makin berkurang.1
Korpus vitreus menempati ruang mata dibelakang lensa dan merupakan geltransparan yang terdiri dari air, 99%, kolagen, glikosaminoglikan yang berhidrasi berat, yang unsur utamanya adalah asam hialuronat.

Lapisan Dalam atau Tunika Nervosa
Retina adalah lapisan dalam bola mata yang terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian posterior yang fotosensitif dan bagian anterior yang tidak fotosensitif, menyusun lapisan dalam korpus siliaris dan bagian posterior iris. Epitel pigmen terdiri atas selsilindris dengan inti dibasal. Dearah basal sel melekat erat pada membran Bruch dan membran sel memiliki banyak invaginas basal. Membran lateral sel menunjukkan tautan sel dengan zonula okludens dan zonula adherens yang mencolok pada apeksnya, selain pada desmosom & taut rekah. Apeks sel memiliki banyak julurandari 2 jenis mikrovili langsing dan selubung silindris yang membungkus ujung-ujungdari fotoreseptor. Apeks sel penuh vesikel padat dengan berbagai bentuk yangmerupakan berbagai tahap fagositosis dan pencernaan ujung-ujung segmen luar fotoreseptor.1
Retina pars optika terdiri atas lapisan luar, yang terdiri dari sel-sel fotosensitif, yaitusel batang (rods) dan sel kerucut (cones), lapisan tengah neuron bipolar yangmenghubungkan sel batang & kerucut dengan sel ganglion, dan lapisan dalam sel-selganglion yang berhubungan dengan sel bipolar melalui denrit dan mengirim akson kesusunan saraf pusat. Akson –akson berkumpul pada papil optikus membentuk nervusoptikus.1,2
Di antara lapisan batang dan kerucut dan sel-sel bipolar terdapat daerah yang disebutlapisan pleksiform luar atau lapisan sinaptik, tempat terbantuknya sinaps antara selrods dan cones. Daerah tempat terbentuknya sinaps sel bipolar den sel gangliondisebut lapisan pleksiform dalam.



Gambar 3 lapisan retina pars optica
Sumber :  Mariano. Atlas histologi manusia. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 1992 p.255








B.   Anatomi Mata

Rongga orbita merupakan suatu rongga yang dibatasi dinding tulang dan berbentuk seperti piramida bersisi empat dengan puncak menuju ke arah foramen optik. Di bagian belakang dari rongga orbita terdapat tiga lubang :
o   Foramen optik yang merupakan ujung bagian orbita kanal optik memberi jalankepada saraf optik, arteri oftalmik dan saraf simpatik -Fisura orbita superior yang dilalui oleh vena oftalmik, saraf-saraf untuk otot-ototmata ( N III, N IV dan N VI ) serta cabang pertama saraf trigeminus-Fisura orbita inferior yang dilalui cabang ke-II N V, saraf maksilla serta arteriinfraorbita yang merupakan sensorik untuk daerah kelopak mata bawah, pipi, bibir atas dan gigi bagian atas.Sekitar tulang orbita didapatkan ruangan-ruangan seperti rongga hidung dan beberapa sinus yaitu sinus etmoid, sinus sphenoid, sinus frontaldan sinus maksila.3,4
 
Isi rongga orbita terdiri atas bola mata dengan saraf optiknya, 6 otot penggerak bolamata, kelenjar air mata, pembuluh darah cabang arteri oftalmik, saraf cranial III, IV,VI, lemak dan fasia yang merupakan bantalan untuk bola mata. Dari luar ke dalam kelopak mata terdiri atas kulit, jaringan longgar, jaringan otottarsus, fasia dan paling dalam konjungtiva. Tarsus berperan sebagai kerangkakelopak mata, merupakan suatu keeping jaringan tipis, tetapi padat.konjungtivaterdiri atas 3 bagian yaitu konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi dan fornikskonjungtiva.Dinding bola mata bagian depan ialah kornea yang merupakan jaringan yang jernihdan bening, bentuknya hamper sebagai lingkaran dan sedikit lebih lebar pada arahtransversal dibanding arah vertikal, batas anatara kornea dan sclera disebut limbus.3,4
 
Isi bola mata terdiri atas lensa, uvea, badan kaca dan retina.




C.   Keadaan mata normal

Tajam Penglihatan
Secara teoritis, cahaya yang datang dari sumber titik jauh, ketika difokuskan ke retina akan menjadi bayangan yang sangat kecil. Namun, karena susunan lensa mata yang tidak sempurna, bintik di retina biasanya mempunyai diameter total kera-kira 11 mikrometer walaupun sistem optiknya masih sangat baik. Bintik itu paling terang di bagian tengah dan mengabur ke arah tepi.5

Diameter rata-rata konus yang terdapat di kerucut retina, yang merupakan bagian tengah retina tempat terbentuknya penglihatan yang paling tajam, besarnya kira-kira 1,5 mikrometer, yakni sepertujuh diameter titik cahaya. Namun, oleh karena titik cahaya itu mempunyai bagian tengah yang terang dan bagian tepi yang gelap, maka kita baru dapat membedakan dua titik yang terpisah bila bagian tengah dari kedua titik itu mempunyai jarak pada retina sebesar kira-kira 2 mikrometer, di mana jarak ini sedikit lebih besar daripada lebar konus yang ada di bagian kerucut.

Pada mata manusia dengan ketajaman penglihatan normal, sudut yang digunakan untuk membedakan dua titik sumber cahaya adalah 26 detik arc. Jadi bila berkas cahaya yang berasal dari dua titik terpisah itu mengenai mata dengan sudut antara kedua titik paling sedikit 25 detik, maka biasanya kedua titik itu dapat dikenali sebagai dua titik, bukan sebagai satu titik. Ini berarti bahwa orang yang mempunyai ketajaman normal sewaktu melihat dua titik terang yang diletakkan 10 meter darinya, maka ia sulit membedakan kedua titik itu sebagai dua titik yang terpisah bila terpisah 1,5 sampai 2 milimeter.5

Fovea mempunyai diameter kurang dari 0,5 milimeter (kurang dari 500 mikrometer), yang berarti bahwa ketajaman penglihatan maksimal dapat terjadi pada hanya 2 derajat lapang pandangan. Di luar area fovea, tajam penglihatan akan berkurang secara progresif sampai sepuluh kali lipat, dan semakin ke arah perifer akan semakin memburuk. Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan antara sebagian sel batang dan kerucut dengan serabut saraf yang sama di nonfovea, yaitu bagian yang lebih perifer pada retina.5



D.   Kelainan refraksi


Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea , cairan mata, lensa, benda kaca dan panjangnya bola mata . pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang nya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea mata yang normal di sebut sebagai mata emetropeia dan akan menempat kan bayangan tepat di retina pada keadaan mata tidak berakomodasi atau istirahat melihat jauh
dikenal beberapa titik didalam bidang refraksi.6

EMETROPIA

Emetropia berasal dari kata Yunani, emetros yang berarti ukuran normal atau dalam keseimbangan wajar, sedang arti opsis adalah penglihatan. Mata dengan sifat emetropia adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi. Pada mata ini daya bias mata adalah normal, dimana sinar yang sejajar atau jauh difokuskan oleh system optik mata tepat di daerah macula lutea tanpa mata melakukan akomodasi.6
Pada mata emetropia terdapat keseimbangan antara kekuatan pembiasan sinar dengan panjangnya bola mata. Kesimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding media refraksi lain. Lensa memegang peranan terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar atau mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai Anomali Refraksi (ametropia) dapat berupa myopia, hipermetropia atau astigmatisme.6

AKOMODASI

Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menambah daya bias lensa dengan kontraksi otot siliar, yang menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan lensa sehingga bayangan benda pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus di retina.
Dikenal beberapa teori akomodasi seperti :
  •  Teori akomodasi Helmholtz: Dimana zonula Zinn mengendur akibat kontraksi otot siliar sirkular, mengakibatkan lensa yang elastis mencembung. Ini merupakan proses aktif.
  • Teori akomodasi Tscherning: Dasarnya adalah bahwa nucleus lensa tidak dapat berubah bentuk sedang yang dapat berubah bentuk adalah bagian lensa superficial atau kortex lensa. Pada waktu akomodasi terjadi tegangan pada zonula Zinn sehingga nucleus lensa terjepit dan bagian lensa superfisial menjadi cembung. Ini merupakan proses pasif.

PRESBIOPIA

Presbiopia adalah kemunduran kemampuan lensa mencembung karena bertambahnya usia, sehingga memberikan kesukaran melihat dekat tetapi untuk melihat jauh tetap normal.6
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat :
- Kelemahan otot akomodasi
- Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa.
Akibat gangguan akomodasi ini, maka pada pasien yang berumur 40 tahun atau lebih, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa lelah, berair dan sering terasa perih.
Pada pasien presbiopia diperlukan kacamata baca atau adisi untuk membaca dekat yang berkekuatan tertentu, dimana bagian atas lensa untuk melihat jauh sedang bagian bawah untuk melihat dekat, biasanya :
+ 1,0 D untuk usia 40 tahun
+ 1,5 D untuk usia 45 tahun
+ 2,0 D untuk usia 50 tahun
+ 2,5 D untuk usia 55 tahun
+ 3,0 D untuk usia 60 tahun
Pemeriksaan adisi untuk membaca perIu disesuaikan dengan kebutuhan jarak kerja pasien pada waktu membaca, pemeriksaan sangat subjektif sehingga angka-angka di atas tidak merupakan angka yang tetap.6

ANOMALI REFRAKSI

Anomali refraksi atau ametropia adalah kelainan refraksi mata, di mana sinar sejajar yang datang tidak terfokus pada retina karena ketidakseimbangan kekuatan pembiasan media penglihatan dengan panjang bola mata.
Ametropia dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk kelainan:3,6
  • Miopia
  • Hipermetropia
  • Astigmatisme
  • Presbiopia
    Kelainan refraksi ini dapat dikoreksi dengan memakai kacamata ataupun lensa kontak.

MIOPIA

Miopia adalah bentuk anomali refraksi, dimana sinar-sinar pada mata yang istirahat akan dibiaskan pada satu titik di depan retina.
Dikenal beberapa bentuk myopia seperti :
a. Miopia refraksi, bertambahnya indeks bias media penglihatan dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.
b. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.3,6
Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam :
  • Miopia sangat ringan sampai dengan – 1.00 D
  • Miopia ringan – 1.00 s/d – 3.00 D
  • Miopia sedang – 3.00 s/d – 6.00 D
  • Miopia tinggi – 6.00 s/d –10.00 D

Menurut perjalanan myopia dikenal bentuk :6
a. Miopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa
b. Miopia progresif, myopia yang bertambah terns pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata.
c. Miopia maligna, miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.
Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman maksimal. Penyulit yang dapat timbul pada pasien miopia adalah terjadinya ablasi retina dan juling. Juling biasanya esotropia yang dapat terjadi akibat mata berkovergensi terus menerus atau eksotrofi ke luar yang dapat disebabkan karena fungsi satu mata telah berkurang (ambliopia).6

HIPERMETROPIA

Hipermetropia adalah suatu bentuk anomali refraksi di mana sinar¬-sinar sejajar akan dibiaskan pada satu titik di belakang ratina pada mata dalam keadaan istirahat. Penyebabnya adalah karena daya pembiasan mata terlalu lemah (Hipermetropia refraktif), atau akibat sumbuh mata terlalu pendek (Hipermetropia aksial).
Hipermetropia dikenal dalam bentuk :6
  • Hipermetropia manifes ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
  • Hipermetropia absolut, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh.
  • Hipermetropia fakultatif, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif.
  •  Hipertropia laten, dimana kelainan hipermetropia tanpa sikloplegia diimbangi seluruhnya dengan akomodasi.
  • Hipermetropia total, hipermetropia yang ukurannya didapat sesudah diberikan sikloplegia.
     
Gejala yang ditemukan pada hipermetropia adalah penglihatan dekat dan jauh kabur, sakit kepala, silau dan kadang rasa juling atau lihat ganda. Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifes dimana tanpa sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal (6/6). Bila terdapat juling ke dalam diberikan kacamata koreksi hipermetropia total.6
Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan kacamata sferis terkuat atau lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal. Penyulit yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaucoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.

ASTIGMATISME

Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga focus pada retina tidak pada satu titik. Ini disebabkan karena :6
  • Kelainan kornea, perubahan lengkung kornea dengan atau tanpa pemendekan atau pemanjangan diameter anterior posterior bola mata, dapat merupakan kelainan kongenital atau aquisita (kecelakaan, peradangan kornea atau post operasi).
  • Kekeruhan di lensa, biasanya pada katarak insipiens atau imatur.
    Dikenal 5 macam astimatisme yaitu :
    1. Astigmatisme miopikus simpleks
    2. Astigmatisme miopikus kompositus
    3. Astigmatisme hipermetropikus simpleks
    4. Astigmatisme hipermetropikus kompositus
    5. Astigmatisme mikstus








Daftar Pustaka

1.      Kelley R O, Junqueira L C, Carneiro J. Histologi dasar. Ed 8. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 1997 h.462-70
2.      Wibawani N. Histologi mata. Jakarta; FK UKRIDA; 2012 h.1
3.      Sloane E. Fisiologi dan anatomi untuk pemula. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran; 1995 h.187
4.      Richard S S. Anatomi klinik. Ed 3 (III). Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 1997 h 126
5.      Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 7 (I). Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran . 1995. h. 11
6.      Ilyas H S. Ilmu penyakit mata. Ed 3. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran . 2005. h. 72-82

1 komentar:

  1. Rancheria Casino 2021 » 100% up to €/£/€/$300 Welcome
    Welcome to 바다 이야기 먹튀 Rancheria Casino ➤ baoji titanium Exclusive 100% Up To 벳무브 €/£/$300 Welcome Bonus at 골인 벳 Rancheria Casino. Sign Up 토토 프로토 and Get up to a massive €/$/€/£/$300 Welcome

    BalasHapus